Memandang Wajah Allah

Tentunya kita pernah merasakan kerinduan terhadap orang-orang yang kita sayangi, ayah-ibu kita, saudara kita, teman2 kita, suami-istri (bagi yang sudah punya). Setelah berpisah sekian lama semakin terasalah kerinduan itu, yang kemudian kita berharap untuk segera bertemu, melepas kerinduan. Kemudian tibalah saat pertemuan itu, maka bagaimana indahnya suasana itu. Tidakkah ada sesuatu yang lebih indah selain pada suasana itu. Segenap rasa yang selama ini terpendam tertumpahkan.

Hal yang lain, tentunya kita pernah mengharapkan akan sesuatu hal. Ambil contoh ringan, ketika kita sedang kehausan dalam perjalanan, maka kita sangat mengharapkan mendapatkan air untuk melepaskan dahaga. Kemudian tatkala air tersebut kita dapatkan, bukankah girangnya perasaan kita waktu itu. Sesuatu yang tidak dapat dilukiskan.

Kalau demikian halnya, bagaimana suasana saat pertemuan kita nanti dengan Allah 'Azza wa Jalla, Dzat yang telah menciptakan kita, yang selama ini selalu kita ibadahi, yang perintahNya selalu kita jalankan, yang laranganNya selalu kita hindari. Bagaimana rasanya ketika bertemu dengan Rabb kita nanti - yang selama ini, seumur hidup kita senantiasa kita rindukan. Beberapa hadits berikut ini memberikan keterangan kepada kita.

Diriwayatkan oleh Shuhaib ra, Rasulullah saw membaca ayat: lilladziina ahsanul husnaa wa ziyaadah... kemudian beliau bersabda, "Apabila ahlul jannah sudah masuk ke dalam jannah, dan ahli neraka sudah masuk ke dalam neraka, maka malaikat yang bertugas menyeru: Wahai ahli jannah! Sesungguhnya bagi kalian di sisi Allah ada sebuah janji, Allah menghendaki akan menunaikannya.

Ahlul jannah bertanya: janji apakah itu? Bukankah Allah sudah memberatkan timbangan amal baik kami? Dan telah memutihbersihkan wajah-wajah kami? Dan telah memasukkan kami ke dalam jannah serta menyelamatkan kami dari neraka?

Kemudian Nabi saw melanjutkan sabdanya:
"Maka dibukalah hijab, maka ahlul jannah itu pun melihat wajah Allah. Dan demi Allah! Tiada satu pemberian pun pada mereka oleh Allah yang lebih mereka senangi daripada melihat pada Allah. Dan tiada (yang lebih mereka senangi) daripada Allah menatap mata mereka." (diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Sub-haanallah.

Keterangan dari hadits yang lain,

Dari Jabir bin Abdillah ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda: "Ketika penghuni surga berada dalam kenikmatannya, maka bersinarlah bagi mereka sebuah cahaya, lalu mereka menengadahkan kepalanya. Maka disana Allah melihat dari atas mereka. Allah berfirman: "Keselamatan bagi kalian, wahai ahli surga." Nabi saw bersabda: itulah seperti firman Allah, ... salaamun qaulan min rabbirrahiim (... kepada mereka dikatakan: "salam" sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang)."

Nabi saw bersabda: "maka Allah melihat mereka dan mereka pun melihat kepadaNya, mereka tidak menengok kepada sesuatu pun dari kenikmatan selama mereka melihat pada Tuhannya, sehingga Allah ditutup dari mereka, sedang cahayaNya dan berkahNya tetap atas mereka dalam kediaman mereka (surga)."(diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Sungguh suatu gambaran kehidupan di surga yang tidak bisa kita bayangkan saat ini. Namun Rasulullah saw memberikan gambaran sederhana, yang dapat dijangkau oleh akal dan fikiran kita di dunia ini dengan haditsnya sebagai berikut:

Jabir bin Abdillah ra berkata: Kami sedang berada di dekat Rasulullah saw, lalu beliau memandang bulan pada malam purnama dan bersabda: "Sungguh kalian akan dapat melihat Tuhan dengan mata kepala, sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak akan tertimpa bahaya dalam melihatNya." (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

Demikian, hadits-hadits yang menceritakan indahnya suasana saat bertemu dengan Allah Rabbul 'Aalamin. Semoga semakin mempertebal kerinduan kita kepada Allah, sehingga memotifasi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla.

[Abu Fauzan]

0 comments

Post a Comment

Assalaamu'alaikum. Terimakasih atas komentar yang anda sampaikan. Semoga bermanfaat.

Subscribe to: Post Comments (Atom)