Pernahkah kita berfikir bahwa sebenarnya Allah mencintai kita? Pertanyaan sederhana ini jarang terlintas dalam hati kita. Rutinitas kerja sehari-hari yang selalu padat dengan berbagai acara, sering melupakan kita untuk berfikir kesana. Hidup yang kita jalani dengan kesibukan rutin dari itu ke itu dan selalu susul menyusul setiap hari seakan memberikan pada kita pola hidup yang sudah berlalu begitu saja.

Bahwasanya ada sebentuk karunia yang dihamparkan Allah kepada seluruh makhluknya tanpa membedakan kedudukan keimanannya. Inilah sifat Ar-Rahmaan Allah. Dengan sifat Rahman seluruh makhluk mendapatkan karunia. Termasuk kepada manusia, apakah mereka itu mau beriman dan tha'at (taat) kepada aturan Allah (al-Islam), atau mereka yang kafir dan berpaling dari al-Islam, semua diberi karunia oleh Allah dengan rizqi, harta-benda, anak, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan orang kafir akan mendapatkan dunianya lebih banyak daripada orang yang beriman. Ini berjalan sesuai dengan sunnatullah, tergantung usaha masing-masing.

Selanjutnya ada bentuk cinta lain yang khusus diberikan kepada hamba yang beriman saja yaitu sifat Ar-Rahiim. Dengan sifat Rahiim-Nya, hanya orang yang beriman dan taat sajalah yang dicintai Allah dan di akhirah kelak diberi jannah. Sedang orang yang tidak mau Islam, mereka tergolong orang-orang kafir atau musyrik yang akan tinggal di naar (neraka) dalam keadaan hina.

Dengan demikian kita tidak perlu khawatir kekurangan rizqi. Selagi kita mau berusaha yakinlah bahwa Allah akan memberikan karunianya. Allah yang memberi hidup, Dia jugalah yang memberi kemampuan untuk melangsungkan kehidupannya. Binatang saja dijamin rizqinya, apalagi manusia yang notabene diberi akal dan pikiran. Perhatikan firman Allah dalam surah Hud ayat 6, yang artinya:

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)."

Yang harus kita khawatir kalau al-Islam sampai terlepas dari kita. Berarti kita tidak mendapatkan RahimNya, tidak termasuk orang yang dicintai Allah. Na'udzubillahi min dzalik. Perhatikan hadits berikut:

Dari Abdullah bin Mas'ud berkata, bersabda Rasulullah saw (artinya): "Sesungguhnya Allah membagi diantara kalian akan akhlaq kalian sebagaimana membagi diantara kalian akan rizqi kalian. Maka sesungguhnya Allah Yang Maha Gagah dan Maha Tinggi memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan tidak Dia cintai, akan tetapi Dia tidak memberikan agama ini (al-Islam), kecuali kepada orang yang Dia cintai. Maka barangsiapa yang Allah berikan padanya agama maka sungguh Allah mencintainya."
(diriwayatkan Imam Ahmad, juz 1 no. 3490)

Allah tunjukkan kecintaannya kepada kita dengan:
- diimankannya hati kita kepada Allah dan Rasul-Nya
- diyakinkannya kita pada kebenaran Al Qur'an
- dimaukannya kita memilih Al Islam sebagai diin (way of life).

Jelas bagi kita bahwa orang yang dicintai Allah bukankah dia yang diberi harta kekayaan, anak cucu yang banyak, jabatan yang tinggi, akan tetapi yang diberikan kefahaman kepada al-Islam, dan tentunya diberikan kemauan serta kemampuan untuk menjalankannya.

Oleh karenanya, mari kita kokohkan kembali ikrar kita: "Rodhitu billahi robba wa bil Islaami diina wa bi Muhammadin Nabiyyau wa rasuula." (Aku ridha Allah Rabb-ku dan Islam jalan hidupku dan Muhammad Nabi dan RasulNya)

Bersama ikrar ini, mari kita langkahkan kaki di atas rel syari'atNya dengan ikhlas, shabar dan mengharap keridhaan Allah untuk mengantar kita pada akhir cita mulia yaitu: Jannatun na'iim.

Insya Allah.

[Abu Fauzan]

1 comments

  1. Anonymous  

    materi sering merubah pola pikir, sehingga bila tak kuat iman, materi itu bisa menjadi Tuhan baru.

Post a Comment

Assalaamu'alaikum. Terimakasih atas komentar yang anda sampaikan. Semoga bermanfaat.

Subscribe to: Post Comments (Atom)